POLIESTER
2 ( TUGAS KELOMPOK)
Serat poliester pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953,
poliester merupakan polimer yang diperoleh dari reaksi senyawa asam dan
alkohol. Calico Printers Association dari Inggris menyempurnakan
penelitian Dr. Carothers dari Du Pont dan memperoleh paten untuk seluruh
bagian dunia kecuali Amerika Serikat yang khusus ditangani oleh Du Pont.
Serat poliester cepat sekali memperoleh perhatian konsumen oleh karena
sifat mudah penanganannya (easy care), bersifat dicuci langsung dipakai
(wash and wear), tahan kusut dan awet. Sifat pakaiannya lebih sempurna
apabila dicampur dengan serat wol atau kapas. Serat poliester menunjukan jenis
serat yang paling cepat dalam perkembangannya. Apabila dilihat dengan miskroskop
nampak serat poliester hampir serupa dengan serat nylon, yakni memanjang
seperti silinder dan penampang lintangnya bulat seperti pada umumnya serat
sintetik yang dibuat dengan pemintalan leleh. Tetapi serat poliester
tidak tembus cahaya atau transparan seperti halnya serat Nylon. Kekuatan
dan ketahanan terhadap gosokan serat poliester tinggi, tetapi sifat
kembali dari mulur (tensile recovery) pada peregangan tidak sebaik serat
Nylon.
Serat poliester merupakan suatu polimer
yang mengandung gugus ester dan memiliki keteraturan struktur rantai yang
menyebabkan rantai-rantai mampu saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai
polimer poliester dapat bekerja membentuk struktur yang teratur. Poliester
merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena terjadi ikatan hidrogen
antara gugus – OH dan gugus – COOH dalam molekul tersebut, oleh karena
itu serat poliester sulit didekati air atau zat warna. Serat ini dibuat dari
asam tereftalat dan etilena glikol.
Disamping sifat hidrofob,faktor lain yang
menyulitkan pencelupan ialah kerapatan serat poliester yang tinggi sekali
sehingga sulit untuk dimasuki oleh molekul zat warna.
Derajat kerapatan ini akan berkurang dengan
adanya kenaikan suhu karena fibrasinya bertambah dan akibatnya ruang antar
molekul makin besar pula. Molekul zat warna akan masuk dalam ruang antar
molekul.
Sifat Fisika Poliester
1. Elektrostatik
Serat poliester sangat menimbulkan
elektrostatik selama proses. Selain itu kain poliester bila bersentuhan dengan
kulit akan menyebabkan timbulnya listrik statis. Oleh karena itu perlu
ditambahkan sifat anti statik pada serat poliester.
2. Berat jenis
Serat poliester
memiliki berat jenis 1,38 g/cm3.
3. Morfologi
Serat poliester
berbentuk silinder dengan penampang melintang bulat, atau sesuai dengan bentuk
spineret yang digunakan pada saat pembuatanya.
4. Kandungan air
Serat sintetik pada umumnya
memiliki kandungan air yang rendah yaitu antara 0-3 % .Serat poliester sendiri
memiliki kandungan air 0,4 %
5. Derajat kristalinitas
Derajat kristalinitas adalah faktor penting
untuk serat poliester,karena derajat kristalinitas serat sangat berpengaruh
pada daya serap zat warna, mulur, kekeuatan tarik, stabilitas dimensi, serta
sifat-sifat lainya.
6. Pengaruh panas
Serat poliester tahan terhadap panas
sampai pada suhu 220 0C, diatas suhu ini akan memepengaruhi
kekuatan, mulur, dan warnanya menjadi kekuningan. Suhu 230-240 C menyebabkan
poliester melunak, suhu 2600 C menyebabkan poliester meleleh.
7. Sifat Elastis
Poliester memiliki sifat
elastisitas yang baik dan ketahanan kusut yang baik.
Sifat Kimia Poliester
Poliester
tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih, dan tahan asam kuat dingin.
Poliester tahan basa lemah tapi kurang tahan basa kuat. Poliester tahan zat
oksidator, alkohol, keton, sabun, dan zat-zat untuk pencucian kering. Poliester
larut dalam metakresol panas, asam trifouro asetat-orto-cloro fenol.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=serat%20poliester%20sulit%20didekati%20air%20atau%20zat%20warna&source=web&cd=1&sqi=2&ved=0CE4QFjAA&url=http%3A%2F%2Ftydagor.files.wordpress.com%2F2011%2F05%2Fcelup-tc.docx&ei=nBXYT7_RA8jMrQeSorjpDw&usg=AFQjCNGGcmN3mGQPmxE-KWwiALOuM0b_NA
Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester dan memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai mampu saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat bekerja membentuk struktur yang teratur. Poliester merupakan serat sintetik yang bersifat hidrofob karena terjadi ikatan hidrogen antara gugus – OH dan gugus – COOH dalam molekul tersebut, oleh karena itu serat poliester sulit didekati air atau zat warna. Serat ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
BalasHapusPermasalahan disini, karena serat poliester sulit didekati air atau zat warna. Bagaimana cara mendekatkan serat poliester tersebut sehingga serat poliester dapat diberi zat warna??
trim kasih
:-)
menurut saya:
BalasHapusSalah satu caranya :
Proses Pemantapan pada Kain Poliester
Heat setting merupakan proses yang dilakukan pada serat-serat sintetik yang bertujuan untuk memperbaiki stabilitas dimensinya. Serat-serat sintetik bersifat termo plastik, yaitu serat tersebut akan melunak pada suhu mendekati titik lelehnya yaitu suhu transisi kedua serat tercapai. Pada suhu ini akan terjadi pergerakan rantai molekul serat sehingga rantai molekul yang semula dalam keadaan tegang menjadi kendur, karena banyak ikatan hydrogen yang terputus membentuk struktur rantai baru. Besarnya pengenduran dan perubahan struktur tersebut tergantung dari suhu dan lamanya waktu pemantapan panas, serat tegangan yang diberikan. Setelah didinginkan, ikatan hydrogen akan terbentuk kembali sehingga bentuk struktur yang baru ini akan stabil pada proses selanjutnya selama tidak dilakukan proses pemanasan yang melebihi suhu pemantapan panasnya.
Pemantapan Panas dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Pemantapan panas awal (pre-setting), pemantapan pada bahan yang masih mentah/grey
. Pemantapan panas antara (intermediate setting) bahan dimantapkan setelah pemasakan. (scouring)
3. Pemantpan panas akhir (pos/ final setting)bahan dimantapan setelah proses pencelupan ataupun pencapan.
http://miastoria-miastoria.blogspot.com/2011/10/proses-pemantapan-heat-setting.html