Akrilamida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.
Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik
sederhana dengan rumus kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi
kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik).
Nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida.
Dalam bentuk murni ia berwujud padatan kristal putih dan tidak berbau. Pada suhu
ruang, akrilamida larut dalam air, etanol, eter, dan kloroform. Ia tidak kompatibel dengan asam, basa, agen pengoksidasi, dan besi (dan garamnya). Dalam keadaan normal
ia akan terdekomposisi menjadi amonia tanpa pemanasan, atau menjadi karbon dioksida, karbon
monoksida, dan oksida nitrogen dengan
pemanasan.
Akrilamida dapat membentuk rantai polimer panjang yang
dikenal sebagai poliakrilamida, yang juga karsinogenik. Polimer ini dipakai
dalam pengental karena ia akan membentuk gel bila tercampur air. Dalam laboratorium
biokimia poliakrilamida dipakai sebagai fase diam dalam elektroforesis gel (PAGE atau SDS-PAGE). Ia dipakai pula dalam penanganan
limbah cair, pembuatan kertas, pengolahan bijih besi, dan dalam pembuatan bahan
pengepres. Beberapa akrilamida dipakai dalam pembuatan zat pewarna, atau untuk
membentuk monomer lain.
Akrilamida dapat terbentuk pada bahan makanan gorengan
yang mengandung pati, seperti kentang goreng, atau roti yang dipanggang. Pembentukan
terjadi pada pengolahan dengan suhu mulai 120 °C dan dengan kadar 30
hingga 2300 mikromolal per kg. Walaupun proses sepenuhnya tidak diketahui,
pembentukan ini diduga kuat terkait dengan fenomenon reaksi pencoklatan non-enzimatik yang dikenal sebagai reaksi Mallard. Perlakuan perendaman potongan kentang sebelum digoreng
dalam air atau larutan asam sitrat dapat menurunkan kadar akrilamida sedangkan
kepekatan warna coklat berkait erat dengan kadar akrilamida yang terbentuk.
1.
Yang menjadi masalah, yaitu kita ketahui, bahwa akrilamida tersebut berpotensi berbahaya (menyebabkan kanker), sedangkan akrilamida tersebut juga digunakan pada pengolahan makanan, seperti kentang goreng, mengapa demikian ??
BalasHapusadakah solusi yang lebih baik ?
trima kasih
:-)
karna pada Akrilamida pada umumnya terdapat disetiap makanan seperti nasi, kentang, biskuit,ikan maupun daging dengan kadar yang sedikit. Ketika pengolahan makanandilakukan untuk membuat kualitas makanan tersebut menjadi enak dan steril ternyata akan memberikan dampak yang buruk jika terus-menerus dilakukan.Akrilamida akan menjadi pemicu pada makanan terutama dengan kadar yang tinggipada makanan yang mengandung karbohidrat pada pengolahan makanan. sebaiknya jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung akrilamida secara berlebih.
BalasHapushttp://ml.scribd.com/doc/94192857/akrilamida
Dari hasil penelitian terhadap beragam jenis makanan kandungan akrilamida yang terbesar terdapat pada makanan berkarbohidrat tinggi yang dimasak pada suhu diatas 120 0C. Akrilamida merupakan senyawa toksik dalam bentuk monomer sedangkan poliakrilamida yang merupakan polimernya tidak lagi bersifat toksik. Akrilamida telah diklasifikasikan sebagai senyawa yang mungkin menyebabkan kanker atau berpotensi sebagai karsinogen pada manusia (Friedman, 2003). Menurut saya akrilamida yang digunakan pada pengolahan makanan harus sesuai dengan kadar kandungan akrilamida yang telah ditentukan tidak boleh melebihi kadar yang telah ditentukan tersebut, agar tidak beresiko.
BalasHapusmenurut saya
Hapuskita tidak mengetahui ada tidaknya akrilamida pada makanan yang kita konsumsi tiap hari, tetapi , kita dapat mengurangi faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akrilamida misalnya dengan tidak memasak dalam hal ini menggoreng atau mengsangrai bahan makanan pada suhu tinggi, terutama diatas suhu 140 derajat celcius, atau kita bisa mengurangi lama pemanasan bahan makanana yang kita masak. Selain itu, mengurangi makanan yang digoreng juga salah satu alternatif yang paling mudah. Misalnya, mengganti menu ikan goreng dengan ikan yang dimasak dengan dikukus, dsb.
Kenapa dalam bentuk monumernya toksik tapi dalam bentuk polimernya tidaj?
BalasHapus